Danudjaditya Rilis Album Terbaru, Distöpia

Danudjaditya Rilis Album Terbaru, Distöpia
Danudjaditya Rilis Album Terbaru, Distöpia

Danudjaditya Rilis Album Terbaru, Distöpia. Salah satu album musik yang membabar relik kekerasan. Danudjaditya menyingkap sebagian relik yang bersembunyi dalam kode dan standar sosial lewat sembilan track yang sudah bisa dicerap di platform digital sejak Jumat (16/9/2022). 

Otakotor Media Info - Deret warisan purba itu mereka jahit melalui narasi sebuah negeri bernama Nuransäthä yang rakyatnya tengah menunggu kehadiran sang 'Juru Selamat'.

Album dari Duo Dynamite Rock asal Jogja itu dirilis secara ekslusif dalam bentuk cakram padat dan boxset Mei 2022 lalu yang diproduksi secara terbatas. Sampul sekaligus artwork yang didominasi warna merah itu juga representasi dari keseluruhan kisah-kisah gelap itu. Tiap judul lagu nyaris dianagramkan.

Album Terbaru Danudjaditya, Distöpia membakar relik kekerasan

Agresif, Cepat, Vokal dengan karakter dan suara gitar fuzz kuno yang coba ditawarkan Danudjaditya. berawal dari proyek musik solo berubah menjadi format duo band yang dinamis, terdiri dari Didit dan Deny.

Bereksperimen dengan menggabungkan nuansa agresif band punk 70-an dengan Lo-Fi dan suara gitar fuzz yang berat, Danudjaditya dibentuk pada akhir 2018 setelah kepindahan Didit dari Bandung ke Yogyakarta dengan merekam live demo di Yogyakarta yaitu "Adiksi Atensi" dan "Suay Marabahara" dimana posisi drum saat itu diisi oleh Jono Terbakar. 

Kedua lagu tersebut direkam ulang dan dirilis pada awal tahun 2021 dan mendapat respon yang sangat positif dari berbagai komunitas musik di kota Bandung, Yogyakarta dan Ponorogo. Hingga saat ini Danudjaditya telah merilis 4 single dan 1 full Album berjudul Distöpia, dan bersiap-siap untuk merekam lagu lainnya.

Didit (gitar, vokal), Deny (Drum), dan Res Harris (Art Director) bertanggung jawab penuh terhadap pembuatan album, dari rekaman, mastering, sampai pembuatan artwork.

Sebelum dirilis ke ranah digital, 'Pasak Kunci' salah satu track dalam album turut ambil bagian di kompilasi Laidback Journey Vol.II garapan JRNY Records yang diluncurkan Agustus lalu.

Danudjaditya Rilis Album Terbaru, Distöpia
Danudjaditya Rilis Album Terbaru, Distöpia

"Kami ingin memperluas pendengar, apalagi setelah gigs album kompilasi banyak yang tanya di mana bisa dengar lagu-lagunya. Di luar itu perilisan digital ini bukan soal angka, kami mau membagi kisah Nuransatha, tentang relik kekerasan yang menjadi bentuk-bentuk baru dengan segala macam standar dan kode di sana," kata Didit.

Bentuk-bentuk baru itu salah satunya bisa disimak dalam 'Pasak Kunci' di mana hukum, peraturan, dan perundang-undangan adalah bentuk termutakhir dari senjata. Sementara institusi dibangun bukan untuk memberi rasa aman melainkan menara pengawas untuk orang-orang di luar gedung. 

Bentuk kekerasan lainnya juga ditemukan dalam 'Öcknut Aparäm', di mana seragam militer Nuransäthä memberi kesan menakutkan sekaligus dopamin bagi sang pemakai untuk melakukan kekerasan.

"Kekerasan di Nuransäthä yang bikin negara imajinasi itu hancur tidak liniear dengan realita atau kenyataan di sekitar. Soalnya kita berada di negara yang pemerintahan dan lembaga-lembaganya sangat mencintai warga. Kita semua makmur kan?" sambung Didit.

Danudjaditya sendiri mulanya proyek solo Didit. Selepas melempar album fisik, Didit mengajak Deny dan Res Harris. Tidak ada alasan khusus bagi Didit dalam mengubah konsep. Meski mengubah konsep, Danudjaditya tetap mempertahankan karakter musik dengan format duo, drum dan gitar.

Didit cukup nyaman dengan format ini karena bisa melakukan banyak eksplorasi baik saat rekaman maupun di atas panggung bersama Deny. "Ya karena memang sesuai kebutuhan sih. Kami bisa eksplorasi, bebas tanpa terikat satu bentuk. Bisa saja nanti Deny yang nge-lead, mengokupansi suasana tanpa terikat estetika tertentu," sambung Didit.

Album “Distöpia” merupakan rangkaian cerita fiksi yang ditulis oleh Didit. Kisah ini bermula ketika Nusantara jatuh. Negara yang dihormati, kuat, kaya, dan makmur itu secara paksa ditangkap oleh panglima perangnya sendiri: Uthärös. Dia adalah antagonis dalam cerita ini di mana dia merebut kekuasaan dengan paksa dari raja sebelumnya dan mengubah identitas negara menjadi Nuransth.

Banyak sekali produk dan nilai politik yang diciptakan oleh Uthärös yang dituangkan ke dalam berbagai media mulai dari film, buku, seni, hukum, dan agama. Jadi meski kini Uthärös sudah lengser, nilai-nilai abrasifnya masih melekat pada kehidupan sosial.

Pengaruh Uthärös inilah yang coba kami sampaikan kepada Danudjaditya dalam debut albumnya yang bertajuk "Distöpia". Ada 9 lagu dalam album ini, masing-masing lagu menceritakan berbagai tragedi di Nuransth. 

Deru gitar yang bergemuruh sepanjang album ini hingga dentuman drum menunjukkan bahwa situasi di Nuransth sangat genting dan sudah waktunya untuk pergi.

Danudjaditya

Instagram : https://www.instagram.com/danudjaditya/
WhatsApp : 0812 - 2612 - 5535

Posting Komentar

0 Komentar